Ads Top

Ternyata Déjà vu Adalah Tanda Bahwa Otak Kita Bekerja Dengan Baik!

Ternyata Déjà vu Adalah Tanda Sistem Pada Otak Kita Bekerja Dengan Baik!


Kangguroo - Pernah mengalami Déjà vu?  Itu artinya sistem otak kamu bekerja dengan baik.
Gak percaya? Ini dia penjelasannya...

Déjà vu atau kondisi dimana kita sedang ada dalam situasi yang pernah dialami sebelumnya dan sebagian besar orang pernah mengalaminya. Istilah Déjà vu diambil dari bahasa perancis yang artinya "pernah melihat" yang diciptakan oleh filsuf Perancis Emile Boirac pada tahun 1876 untuk menggambarkan perasaan kuat bahwa pengalaman yang kamu alami sekarang sudah pernah dialami di masa lalu.

Déjà vu menjadi misteri karena sifatnya yang hanya terjadi dalam waktu yang singkat dan tak terduga, sehingga sulit untuk diteliti. Selama bertahun-tahun, Ilmuwan berusaha mengungkap penyebab dibalik Déjà vu. Dilansir dari nationalgeographic.co.id bahwa ada penelitian terbaru yang dilakukan oleh Akira O'Connor dan rekan-rekannya di University of St Andews, Inggris berhasil mengetahui apa yang terjadi di otak selama Déjà vu berlangsung.

Dalam penelitiannya, O'Connor dan timnya berusaha untuk menimbulkan sensasi Déjà vu pada partisipan dengan cara menanamkan memori palsu. Tim kemudian memindai otak partisipan yang mengalami Déjà vu tersebut menggunakan FMRI (Functional Magnetic Resonance Imaging). Awalnya para ilmuwan mengira bahwa area otak yang terlibat dengan pengelolaan memori, seperti hipokampus, akan aktif selama fenomena ini, namun ternyata tidak demikian. Tim justru menemukan lobus frontal, area otak yang terlibat dalam pengambilan keputusan menjadi lebih aktif. O'Connor mengatakan, lobus frontal mengecek memori kita, dan mengirimkan sinyal jika ada kesalahan memori. Yakni konflik antara hal-hal yang telah benar-benar kita alami dan hal yang kita pikir telah alami.
"Itu menunjukan kemungkinan adanya beberapa konflik pengambilan keputusan yang terjadi di otak selama Déjà vu terjadi", kata Stefan Kohler dari University of Western Ontario di Kanada.

Penemuan ini juga menunjukan bahwa Déjà vu merupakan tanda bahwa sistem pengecek memori pada otak bekerja dengan baik. Hal itu juga cocok dengan apa yang disebut efek usia pada memori, sebab Déjà vu lebih sering terjadi pada orang-orang yang berusia muda dan jarang terjadi pada orang berusia tua, karena memori mulai mengalami penurunan.
"Langkanya Déjà vu pada orang berusia tua mungkin menunjukan penurunan sistem pengecekan umum, sehingga kesalahan memori cenderung terlewatkan", kata O'Connor.

Lalu apakah orang yang belum pernah mengalami Déjà vu memiliki masalah sistem pengecekan pada otak mereka?. Jawabannya adalah tidak, karena bukan berarti orang yang belum pernah mengalami Déjà vu bermasalah dengan sistem pengecekan memori mereka. O'Connor mengatakan, "Bisa jadi, orang yang tak mengalami Déjà vu memiliki sistem memori yang lebih baik, sebab jika tak terjadi kesalahan memori pada otak, tak akan ada yang memicu Déjà vu."

Hingga saat ini ilmuwan belum bisa memastikan apakah Déjà vu memiliki manfaat kesehatan. Kohler menyebutkan bahwa kemungkinan, pengalaman Déjà vu membuat orang lebih berhati-hati, karena mereka jadi tak terlalu percaya pada otak mereka, tapi bukti-bukti untuk itu belum ada.

No comments:

Powered by Blogger.